SAYUR UNIK FUKI - DUNIA TANAMAN HIAS

Breaking

SAYUR UNIK FUKI

SAYUR UNIK FUKI
Namanya memang masih asing bagi telinga orang Indonesia. Namun di Jepang, tanaman ini cukup populer sebagai sayuran, bahkan termasuk yang digemari. Di Cipanas, Cianjur, ia telah dibudidayakan untuk memenuhi kebutuhan restoran jepang dan beberapa pasar swalayan di Jakarta.

Seperti halnya kelembak dan rhubarb, fuki yang mempunyai nama ilmiah (Petasites japonicus) ini juga merupakan terna tahunan yang tumbuh tegak, merumpun dengan tangkai daun yang banyak, serta tinggi maksimal dari permukaan tanah hanya 1-1,5 meter. Tangkai daun mengecil pada bagian ujung, berwarna hijau dan ungu kemerahan pada pangkal, licin, berlekuk, panjang 23—30 cm. diameter tangkai daun 1,2-1,5 cm pada pangkal dan 0,5 cm di ujungnya. Tangkai daun ini dapat tumbuh horizontal, sehingga menutupi permukaan tanah. Daun fuki cukup lebar, mencapai 25 cm. daun ini berwarna hijau dengan permukaan berbulu halus dan bergelombang, berbentuk memundar dengan pangkal cordate, sisi daun berlekuk. Bahkan di Jepang banyak yang berukuran besar atau raksas

Pada setiap rumpun tanaman fuki terdapat 4-8 tanaman dengan 5-6 tangkai daun per tanaman. Tanaman dalam setiap rumpun biasanya tumbuh dari bagian akar tanaman induk yang memanjang. Setiap tanaman ini dapat dipisahkan dari rumpunnya untuk tujuan perbanyakan. Perbanyakan dapat  pula dilakukan dengan setek akar, asal dipilih akar yang memiliki 2-3 mata tunas.

Tanaman Dataran Tinggi    
Fuki diperkirakan berasal dari daerah subtropis Asia, kemudian menyebar ke berbagai negara. Di Indonesia, tanaman ini dapat tumbuh baik di daerah berhawa sejuk di dataran tinggi, misalnya di Cipanas yang terletak pada ketinggian 1.000 m dpl, dan suhu siang hari 27˚C.
Saputro, petani sayuran di Cipanas telah membuktikan tanaman ini cocok dengan kondisi agroklimat dan agroekologi Cipanas. “Saya menanam fuki pertama kali kurang lebih 15 tahun yang lalu, setelah seorang rekan menawarkan bibit fuki yang dibawanya dari Jepang untuk ditanam di kebun saya,” jelas Saputro. Sejak itulah dia menanam fuki, walaupun hanya di lahan kecil berukuran sekitar 40 m² dan sebagai tanaman sampingan di ‘bibir’ bedengan sayuran lainnya untuk menahan hanyutan tanah bedengan